Rabu, 18 Januari 2012

BISNIS MOTOR TUA EROPA



Jika Anda memiliki warisan sepeda motor tua dari zaman baheula, jangan buru-buru dilego. Ini bisa jadi harta semahal emas batangan, apalagi kalau surat-suratnya lengkap. Pastikan keasliannya, poles sedikit, dan brummm..., harganya akan melaju.

Kuda atawa turangga sejak zaman dahulu telah menjadi simbol keberhasilan dan kemakmuran. Kini, perwujudan kuda tergantikan oleh kuda besi motor dan mobil. Berapa pun harganya, seseorang akan tetap memburunya untuk sebuah kesenangan dan identitas.

Sering, kesempatan seorang kolektor motor atau mobil mewah menikmatinya memang sangat minim. Maklum, kesibukan sebagai penduduk megapolitan membatasi ruang waktu pemilik untuk menunggang kuda besi itu. Tapi, terkadang, mereka sudah puas hanya mendengarkan deru mesin saat memanasinya di pagi hari.

Jangan salah, simbol kemakmuran ini bukan semata berwujud barang kinclong yang baru keluar dari showroom. Seiring perkembangan zaman, sepeda motor tua nan antik pun bisa jadi lambang kesuksesan. Orang berlomba-lomba memburu sepeda motor tua zaman baheula untuk memuaskan hobinya. Bahkan, tak sekadar hobi, motor antik bisa jadi keranjang investasi.

Salah satu jenis motor legendaris yang tergolong memiliki banyak penggemar adalah motor asal Inggris. Di antaranya adalah Birmingham Small Army (BSA), Albert John Stevens (AJS), dan Norton.
Rata-rata, produsen merek-merek sepeda motor tersebut membuat produknya di awal 1900-an. Sepeda motor-sepeda motor itu punya perjalanan dan kisah panjang. Apalagi, sebagian pabrik yang memproduksinya pernah bangkrut atau merger dengan perusahaan lain.

Sepeda motor-sepeda motor lawas asal Eropa seperti ini punya keunggulan dari sisi kapasitas mesin yang besar; yakni silinder di atas 250 cc. Selain itu, bentuknya yang klasik dan suaranya yang kuat tapi halus memikat banyak orang untuk mengoleksinya.

Salah satu merek Eropa yang menjadi favorit kolektor adalah BSA. Beberapa kolektor jatuh hati dengan mesinnya yang kokoh dan bentuknya yang khas.

Asal-muasalnya, BSA digunakan sebagai kendaraan militer. Menurut pendiri Komunitas BSA Indonesia, Luka Muhammad, sepeda motor BSA yang paling banyak beredar di Indonesia adalah sepeda motor peninggalan tentara Belanda. “Zaman dulu, banyak yang order, sampai ada diler resminya di Indonesia. Tapi, diler ini bangkrut karena serbuan sepeda motor Jepang,” katanya.

Meski tua, sepeda motor BSA adalah salah satu sepeda motor terbaik di dunia. Maklum, mesinnya bagus. Luka memiliki sepeda motor BSA jenis A10 warisan kakeknya. Saat dibeli tahun 1950-an, harga sepeda motor itu “cuma” Rp 5.000. “Kini harganya sudah di atas Rp 75 juta,” klaim dia.

Luka bukan kolektor yang fanatik terhadap satu tipe sepeda motor. Dia sering gonta-ganti koleksi. Saat ada yang meminati, dia siap melegonya dan mencari koleksi lain. Dia pernah mengoleksi BSA A7 tahun 1951 yang ia beli seharga Rp 8 juta pada 1990. Beberapa tahun berselang, dia menjualnya dengan harga mencapai Rp 75 juta.

Mengapa bisa sedemikian mahal? Harga sepeda motor lawas ditentukan beberapa hal. Antara lain orisinalitas dan kelengkapan. Misalnya, harga BSA full original, yang memiliki surat lengkap dan tinggal pakai, sekarang di atas Rp 40 juta per unit.

Namun, kalau kondisi sepeda motor itu seadanya, harganya pasti lebih murah. Sebab, si pembeli harus merogoh kantong lagi untuk renovasi (rebuild) maupun mengurus surat yang sudah kedaluarsa.

Menurut Fredie Sugeng Rahmadi, pemilik bengkel Kharisma Chrome, spesialis sepeda motor kuno, mayoritas kolektor memang mengincar sepeda motor BSA. Pria yang gemar jual-beli sepeda motor lawas ini memperkirakan, sekitar 50% barang yang pernah ia perdagangkan bermerek BSA. “Mesinnya lebih variatif dan harga terjangkau ketimbang Harley Davidson,” katanya.

Dalam catatan Fredie yang telah berjualan dan memperbaiki sepeda motor tua sejak 1990, harga BSA bisa naik lima kali lipat dalam rentang 10 tahun. Misal, pada 1990, harga BSA Twin berkapasitas 500 cc buatan tahun 1955 hanya Rp 1,5 juta. “Tahun 2000, produk ini laku Rp 12 juta dan tahun ini ada yang menawar Rp 60 juta,” ujarnya.

Contoh lain adalah BSA Twin 600 cc buatan 1955. Sekitar 20 tahun silam, harga sepeda motor ini hanya Rp 4 juta. Pada 2000, harganya melambung menjadi
Rp 55 juta. “Sekarang sudah ada yang menawar Rp 120 juta,” klaim Fredie.


Mengukur gain

Lonjakan harga seperti ini bukanlah isapan jempol. Enda Kurniawan, seorang kolektor motor lawas, mengaku sempat mendapat tawaran menukar BSA koleksinya dengan mobil Jeep keluaran tahun 1942 plus sejumlah uang. Namun, ia menolak karena kadung cinta dan sudah merogoh duit Rp 14 juta untuk memperbaiki sepeda motor kesayangannya tersebut.

Sepeda motor tua lain yang tergolong legendaris adalah Indian buatan Amerika Serikat. Meski sekarang masih berproduksi, seri lawasnya bisa mendatangkan cuan lantaran umurnya sudah sampai 78 tahun. Harganya bisa Rp 250 juta. “Padahal, dulu tahun 1990, ada yang menjual seharga Rp 7 juta,” kata Fredie.

Sepea motor merek Norton produksi Inggris juga tidak kalah menarik. Asal tahu saja, pabrik Norton sempat tutup dan berproduksi lagi setelah merger dengan Viller dan Triumph.

Norton banyak mengeluarkan sepeda motor gede dengan silinder di atas 350 cc pada tahun 1956. Pada 2000, harga jualnya sekitar Rp 35 juta. Kini, harga itu sudah melejit menjadi Rp 55 juta.

Ada juga Norton Twin 600 cc, yang harganya melonjak hingga Rp 120 juta. “Sepeda motor ini dibeli pada 1990 cuma Rp 4 juta, dan naik tiap tahun,” imbuhnya.

Adapun sepeda motor besar dengan kelas di atas 500 cc, rata-rata, didominasi merek Harley Davidson (HD). Harga sepeda motor HD buatan tahun 1942 dengan mesin 750 cc mencapai Rp 200 juta atau hampir sama dengan sepeda motor HD seri terbaru.

Padahal, tahun 2000, harga sepeda motor itu masih Rp 80 juta. Seorang kolektor HD, Hoentoro Hadi Widjojo Kolopaking, yang mengoleksi sekitar 20 HD lawas produksi tahun 1942–1960, mengaku menikmati hobinya mengoleksi sepeda motor HD klasik.

Hampir semua tipe HD dimilikinya. Mulai dari Sportster, Classic, hingga Clearwater. Ia mengumpulkan HD lawas ini mulai tahun 1990. “Waktu itu harganya masih puluhan juta,” kata Hoentoro tanpa menyebutkan detail harganya.

Kalau melihat perkembangan harganya, sekarang sepeda motor Hoentoro sudah bernilai ratusan juta rupiah. Namun, ia belum berniat menjualnya.

Sebagai barang koleksi maupun investasi, harga sepeda motor HD memang tergolong stabil. Selain itu, penggemar HD sangat banyak, sehingga gampang untuk menjualnya ke pasar. Ibarat investasi di bursa saham, HD tergolong saham blue chips.

Tapi, harganya sudah tergolong mahal sehingga tidak pas untuk menjadi alat investasi. “Harga HD ya segitu-segitu saja, relatif stabil. Kalau mau cari untung gede, cari moge non-Eropa dan Amerika yang harganya terus nanjak,” saran Suyono, pemilik bengkel HD Merzyta Motor di Jalan Raya Bogor.


Prospek gain

Kini, menanamkan duit di sepeda motor besar tetap menjanjikan gain jumbo. Enda Kurniawan, kolektor BSA, optimistis, harga sepeda motor koleksinya bakal terus melambung. Asal tahu saja, mesti dibuat 1939, motor BSA telah memakai mesin jenis over head valve (OHV). OHV ini sudah tertanam pada BSA tipe M20 dan M21 yang berkapasitas 494 cc. “Tipe M sangat legendaris dan banyak diincar,” katanya.

Adapun Luka merekomendasikan BSA 1956 seri B31 atau A7 A10. Seri lain yang harganya bakal melejit adalah G14, dengan kapasitas mesin 1.000 cc.

Meski prospek gain investasi sepeda motor tua ini cukup menjanjikan, ada risiko jika kita mengoleksi sepeda motor besar kuno ini. Misalnya, tak jarang, surat-surat kendaraan tersebut, seperti buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan surat tanda nomor kendaraan (STNK) tidak lengkap. Jika ada kerusakan, onderdil sering harus diimpor dari luar negeri. Masalahnya, tidak semua barang bekas boleh masuk ke Indonesia.

" Jika Anda ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Anda, mohon cantumkan link aktif menuju artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut. Ketentuan lebih lengkap silakan simak   Terms of Use "

BISNIS MOTOR TUA EROPA


ilustrasi kursus bahasa inggris 250x175 Prospek Bisnis Kursus Bahasa InggrisBelajar bahasa internasional merupakan salah satu kebutuhan masyarakat saat ini. Sebab di tengah  perkembangan jaman seperti sekarang ini, penguasaan bahasa Inggris menjadi bekal atau investasi penting untuk masa depan. Baik untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi, untuk keperluan pekerjaan, untuk mendukung pendidikan yang mereka tempuh, maupun untuk keperluan bisnis yang mereka jalankan.
Walaupun sebenarnya belajar bahasa Inggris itu mudah, dan bisa dilakukan sendiri dengan membeli buku panduan yang banyak beredar di pasaran. Namun kebanyakan masyarakat masih mencari lembaga kursus bahasa yang dapat membantu mereka untuk mahir berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan.
Meningkatnya minat masyarakat, membuat kursus bahasa Inggris memiliki prospek yang cerah dan berpotensi menjadi peluang bisnis yang cukup menguntungkan. Hal ini pula yang mendorong bisnis tersebut telah beredar di berbagai daerah untuk memenuhi permintaan pasar. Sebab bukan hanya para pelajar dan mahasiswa saja yang menjadi target pasarnya, masyarakat umum juga menjadi target pasar yang sangat berpotensi.
Diantara sekian banyak bisnis pendidikan bahasa Inggris yang berkembang sekarang ini, terdapat beberapa lembaga yang sudah berhasil mengembangkan bisnisnya hingga memiliki cabang dan kemitraan di beberapa kota. Misalnya saja English First (EF) yang telah sukses dengan strategi pemasaran yang menentukan sasaran pasarnya secara luas, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, dan kursus bahasa untuk level perusahaan.
  • ilustrasi kursus bahasa inggris Prospek Bisnis Kursus Bahasa InggrisSelain itu ada juga Kidea Learning Center yang menentukan target pasarnya khusus untuk anak mulai umur 3 sampai 12 tahun. Pelaku usaha sengaja memilih sasaran pasar anak-anak, sebab  banyak orang tua yang mulai mengenalkan bahasa Inggris sejak putra-putrinya usia dini. Ternyata pemasaran bisnis ini cukup menarik, dan mendorong para orang tua untuk memasukan putra-putrinya ke lembaga kursus bahasa Inggris tersebut.
Kebutuhan masyarakat untuk mempelajari bahasa Inggris masih akan terus meningkat. Jika Anda mempunyai keahlian atau ketrampilan di bidang ini, tidak ada salahnya jika Anda memulai usaha kursus bahasa Inggris. Anda bisa memulainya dengan usaha kecil-kecilan yang tidak membutuhkan modal besar, misalnya saja menawarkan jasa privat untuk kursus bahasa Inggris. Namun jika Anda memiliki modal yang cukup besar, Anda bisa mencoba bekerjasama menjalin kemitraan dengan lembaga kursus yang sudah ternama.
Segala hal bisa menjadi peluang bisnis, jika Anda jeli dengan kebutuhan pasar yang ada. Semoga sedikit informasi mengenai prospek bisnis kursus bahasa Inggris, dapat memberikan inspirasi bisnis bagi Anda. Dan jangan pernah takut mencoba untuk meraih sukses Anda, salam sukses.
UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH INDONESIA


1.    LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi merupakan tahapan proses yang mutlak dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat hanya dilakukan dengan berbekal tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari itu harus didukung pula oleh ketersediaan sumberdaya ekonomi, baik sumberdaya alam; sumberdaya manusia; dan sumberdaya modal, yang produktif. Dengan kata lain, tanpa adanya daya dukung yang cukup kuat dari sumberdaya ekonomi yang produktif, maka pembangunan ekonomi mustahil dapat dilaksanakan dengan baik dan memuaskan. Adapun kepemilikan terhadap sumberdaya ekonomi ini oleh negara-negara dunia ketiga tidaklah sama. Ada negara yang memiliki kelimpahan pada jenis sumberdaya ekonomi tertentu, ada pula yang kekurangan.
Akibatnya, pemerintah negara-negara tersebut harus mendatangkan sumberdaya ekonomi dari negara-negara lain untuk dapat memberikan dukungan yang cukup bagi pelaksanaan program pembangunan ekonomi nasionalnya. Dengan dukungan sumberdaya ekonomi dari luar negeri tersebut, maka bukanlah sesuatu yang mustahil, apabila di beberapa negara dunia ketiga atau negara yang sedang berkembang, laju pertumbuhan ekonomi dapat melebihi laju pertumbuhan ekonomi negara-negara industri maju.
Sumberdaya modal merupakan sumberdaya ekonomi yang paling sering didatangkan oleh pemerintah negara-negara sedang berkembang untuk mendukung pembangunan nasionalnya. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan sumberdaya modal dalam negeri. Sumberdaya modal yang didatangkan dari luar negeri, yang umumnya dari negara-negara industri maju, ini wujudnya bisa beragam, seperti penanaman modal asing (direct invesment), berbagai bentuk investasi portofolio (portfolio invesment) dan pinjaman luar negeri. Dan, tidak semuanya diberikan sebagai bantuan yang sifatnya cuma-cuma (gratis), tetapi dengan berbagai konsekuensi baik yang bersifat komersial maupun politis.
Pada satu sisi, datangnya modal dari luar negeri tersebut dapat digunakan untuk mendukung program pembangunan nasional pemerintah, sehingga target pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat meningkat. Tetapi pada sisi lain, diterimanya modal asing tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang, baik ekonomi maupun politik, bahkan pada beberapa negara-negara yang sedang berkembang menjadi beban yang seolah-olah tak terlepaskan, yang justru menyebabkan berkurangnya tingkat kesejahteraan rakyatnya.

2.    KONSEP  TEORI
       Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri.
       Pinjaman luar negeri Indonesia dibedakan dalam 2 kelompok besar, yaitu pinjaman luar negeri yang diterima Pemerintah (public debt) dan pinjaman luar negeri yang diterima swasta (private debt). Dilihat dari sumber dananya, pinjaman luar negeri dibedakan ke dalam pinjaman multilateral, pinjaman bilateral dan pinjaman dindikasi. Sedangkan dilihat dari segi persyaratan pinjaman, dibedakan dalam pinjaman lunak (concessional loan), pinjaman setengah lunak (semi concenssional loan) dan pinjaman komersial (commercial loan).
       Selain pinjaman luar negeri, terdapat juga penerimaan dalam bentuk hibah. Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan dengan Ketua BAPPENAS No.185/KMK.03/1995 dan No. KEP.031/KET/5/1995 tanggal 5 Mei 1995 yang telah dirubah dengan SKB No. 459/KMK.03/1999 dan No.KEP.264/KET/09/1999 tanggal 29 September 1999 tentang Tatacara Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam Pelaksanaan APBN, pengertian Pinjaman Luar Negeri, adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Sedangkan Hibah Luar Negeri, adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa temasuk tenaga ahli dan pelatihan yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali.
      
Bentuk-Bentuk Pinjaman Luar Negeri
Bentuk pijaman luar negeri dapat dilihat dari sumber dan persyaratannya, yaitu :
1.    Dilihat dari sumber dananya, pinjaman luar negeri dapat dibedakan dalam:
a.     Pinjaman Multilateral, yaitu pinjaman yang berasaal dari badan-badan internasional, misalnya World Bank, Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB).
b.     Pinjaman Bilateral, yaitu pinjaman yang berasal dari negara-negara baik yang tergabung dalam CGI maupun antar negara secara langsung (intergovernment).
c.     Pinjaman Sindikasi, yaitu pinjaman yang diperoleh dari beberapa bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) internasional. Pemberian pinjaman tersebut dikoordinir oleh satu bank/LKBB yang bertindak sebagai sindication leader. Pinjaman ini biasanya dalam jumlah besar dan bersifat komersial (commercial loan), misalnya dengan tingkat suku bunga yang mengambang (floating rate). Syarat-syarat pinjaman yang dituangkan dalam loan agreement merupakan konsensus dan kesepakatan diantara para pemberi pinjaman.
2.    Dilihat dari segi persyaratannya, pinjaman luar negeri dapat dibedakan menjadi:
a.     Pinjaman Lunak (Concessional Loan), yaitu pinjaman luar negeri Pemerintah dalam rangka pembiayaan proyek-proyek pembangunan. Pinjaman lunak biasanya diperoleh dari negara-negara yang tergabung dalam kerangka CGI maupun non CGI. Pengertian concessioanl loan biasanya juga diartikan sebagai pinjaman yang diperoleh dari Offcial Development Assitance (ODA) baik yang bersifat bilateral maupun multilateral. 
b.     Pinjaman setengah lunak (semi concessional loan), yaitu pinjaman yang penggunaannya hampir sama dengan penggunaan pinjaman lunak, namun persyaratannya lebih berat dari pinjaman lunak tetapi lebih ringan daripada pinjaman komersial.
c.     Pinjaman Komersial (Commercial Loan), yaitu pinjaman yang diterima dengan syaratsyarat yang ditetapkan berdasarkan kondisi pasar uang dan pasar modal internasional. Pinjaman ini lazim pula disebut cash loan karena pinjaman diterima dalam bentuk uang tunai dan penggunaannya lebih fleksibel atau tidak mengikat.
Jumlah pinjaman komersial umumnya berjumlah besar karena pemberi pinjaman berupa sindikasi yang anggotanya terdiri atas perbankan dan lembaga-lembaga keuangan internasional.
       Tidak semua negara yang digolongkan dalam kelompok negara dunia ketiga, atau negara yang sedang berkembang, merupakan negara miskin, dalam arti tidak memiliki sumberdaya ekonomi. Banyak negara dunia ketiga yang justru memiliki kelimpahan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Masalahnya adalah kelimpahan sumberdaya alam tersebut masih bersifat potensial, artinya belum diambil dan didayagunakan secara optimal. Sedangkan sumberdaya manusianya yang besar, belum sepenuhnya dipersiapkan, dalam arti pendidikan dan ketrampilannya, untuk mampu menjadi pelaku pembangunan yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi.
       Pada kondisi yang seperti itu, maka sangatlah dibutuhkan adanya sumberdaya modal yang dapat digunakan sebagai katalisator pembangunan, agar pembangunan ekonomi dapat berjalan dengan lebih baik, lebih cepat, dan berkelanjutan. Dengan adanya sumberdaya modal, maka semua potensi kelimpahan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dimungkinkan untuk lebih didayagunakan dan dikembangkan.
       Tetapi, pada banyak negara yang sedang berkembang, ketidaktersediaan sumberdaya modal seringkali menjadi kendala utama. Dalam beberapa hal, kendala tersebut disebabkan karena rendahnya tingkat pemobilisasian modal di dalam negeri. Beberapa penyebabnya antara lain (1) pendapatan per kapita penduduk yang umumnya relatif rendah, menyebabkan tingkat MPS (marginal propensity to save) rendah, dan pendapatan pemerintah dari sektor pajak, khususnya penghasilan, juga rendah. (2) Lemahnya sektor perbankan nasional menyebabkan dana masyarakat, yang memang terbatas itu, tidak dapat didayagunakan secara produktif dan efisien untuk menunjang pengembangan usaha yang produktif. (3) Kurang berkembangnya pasar modal, menyebabkan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah, sehingga banyak perusahaan yang kesulitan mendapatkan tambahan dana murah dalam berekspansi. Dengan kondisi sumberdaya modal domestik yang sangat terbatas seperti itu, jelas tidak dapat diandalkan untuk mampu mendukung tingkat pertumbuhan output nasional yang tinggi seperti yang diharapkan.
       Solusi yang dianggap bisa diandalkan untuk mengatasi kendala rendahnya mobilisasi modal domestik adalah dengan mendatangkan modal dari luar negeri, yang umumnya dalam bentuk hibah (grant), bantuan pembangunan (official development assistance), kredit ekspor, dan arus modal swasta, seperti bantuan bilateral dan multilateral; investasi swasta langsung (PMA); portfolio invesment; pinjaman bank dan pinjaman komersial lainnya; dan kredit perdagangan (ekspor/impor). Modal asing ini dapat diberikan baik kepada pemerintah maupun kepada pihak swasta.
      
3.    PEMBAHASAN
Perkembangan Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia
       Indonesia merupakan salah satu negara dunia ketiga. Sebelum terjadinya krisis moneter di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal tersebut sejalan dengan strategi pembangunan ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintah pada waktu itu, yang menempatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai target prioritas pembangunan ekonomi nasional.
       Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak akhir tahun 1970-an selalu positif, serta tingkat pendapatan per kapita yang relatif rendah, menyebabkan target pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tersebut tidak cukup dibiayai dengan modal sendiri, tetapi harus ditunjang dengan menggunakan bantuan modal asing.    
       Pada awalnya, utang luar negeri Indonesia lebih banyak dilakukan oleh pemerintah. Pinjaman pemerintah tersebut diterima dalam bentuk hibah serta soft loan dari negara-negara sahabat dan lembaga-lembaga supra nasional, baik secara bilateral maupun multilateral (IGGI dan CGI). Selanjutnya seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian Indonesia, pinjaman luar negeri bersyarat lunak menjadi semakin terbatas diberikan, sehingga untuk keperluan-keperluan tertentu dan dalam jumlah yang terbatas, pemerintah mulai menggunakan pinjaman komersial dan obligasi dari kreditur swasta internasional.
       Karena semakin pesatnya pembangunan dan terbatasnya kemampuan pemerintah untuk secara terus menerus menjadi penggerak utama pembangunan nasional, terutama sejak krisis harga minyak dunia awal tahun 1980-an, menyebabkan pemerintah harus mengambil langkah-langkah deregulasi di berbagai sektor pembangunan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan dorongan kepada peran serta swasta dalam pembangunan perekonomian Indonesia, melalui peningkatan minat investasi di berbagai sektor pembangunan yang diizinkan. Dengan semakin besarnya minat investasi swasta, tapi tanpa didukung oleh sumber-sumber dana investasi di dalam negeri yang memadai, telah mendorong pihak swasta melakukan pinjaman ke luar negeri, baik dalam bentuk pinjaman komersial maupun investasi portofolio, yang tentu saja pada umumnya dengan persyaratan pinjaman yang tidak lunak (bersifat komersial), baik suku bunga maupun jangka waktu pembayaran kembali.
       Meskipun telah terjadi perubahan pada struktur utang luar negeri Indonesia, utang luar negeri pemerintah masih menjadi hal perlu diperhatikan mengingat dampaknya terhadap APBN yang sangat besar.
       Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menyebabkan pemerintah kembali harus menjadi penggerak utama untuk menyelamatkan perekonomian nasional yang terancam kebangkrutan, menggantikan peranan sektor swasta yang merosot setelah beberapa tahun sebelum krisis sempat mendominasi perekonomian nasional. Sehingga, pemerintah membutuhkan tambahan dana yang besar untuk membiayai peningkatan pengeluarannya.
       Oleh karena untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri secara drastis maupun melakukan pinjaman dalam negeri (internal debt) tidak memungkinkan, sebab beban ekonomi yang diterima rakyat sudah begitu berat akibat krisis ekonomi, maka jalan alternatif yang bisa ditempuh adalah dengan berusaha memperoleh tambahan dana pinjaman dari luar negeri.

Dampak Utang Luar Negeri terhadap Pembangunan Nasional
       Setiap tindakan ekonomi pasti mengandung berbagai konsekuensi, begitu juga halnya dengan tindakan pemerintah dalam menarik pinjaman luar negeri. Dalam jangka pendek, pinjaman luar negeri dapat menutup defisit APBN, dan ini jauh lebih baik dibandingkan jika defisit APBN tersebut harus ditutup dengan pencetakan uang baru, sehingga memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dengan dukungan modal yang relatif lebih besar, tanpa disertai efek peningkatan tingkat harga umum (inflationary effect) yang tinggi.
       Dengan demikian pemerintah dapat melakukan ekspansi fiskal untuk mempertinggi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi berarti meningkatnya pendapatan nasional, yang selanjutnya memungkinkan untuk meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, apabila jumlah penduduk tidak meningkat lebih tinggi. Dengan meningkatnya perdapatan per kapita berarti meningkatnya kemakmuran masyarakat. Dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri dapat menimbulkan permasalahan ekonomi pada banyak negara debitur.
       Di samping beban ekonomi yang harus diterima rakyat pada saat pembayaran kembali, juga beban psikologis politis yang harus diterima oleh negara debitur akibat ketergantungannya dengan bantuan asing.
       Sehingga meskipun secara teknis, pemerintahan suatu negara telah sempurna dalam upaya pengendalian utang luar negerinya, pencapaian tujuan pembangunan akan sia-sia, kecuali bila negara tersebut secara finansial benar-benar kuat, yaitu pendapatan nasionalnya mampu memikul beban langsung yang berupa pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri dan bunganya (debt service) dalam bentuk uang kepada kreditur di luar negeri, karena utang luar negeri selalu disertai dengan kebutuhan devisa untuk melakukan pembayaran kembali. Pembayaran cicilan utang beserta bunganya merupakan pengeluaran devisa yang utama bagi banyak negaranegara debitur.
       Beban utang luar negeri dapat diukur salah satunya dengan melihat proporsi penerimaan devisa pada current account yang berasal dari ekpor yang diserap oleh seluruh debt service yang berupa bunga dan cicilan utang. Jika rasio antara penerimaan ekspor dan debt service menjadi semakin kecil, atau debt service ratio (jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri jangka panjang di bagi dengan jumlah penerimaan ekspor) semakin besar, maka beban utang luar negeri semakin berat dan serius.
      
4.    KESIMPULAN
       Perkembangan jumlah utang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai konsekuensi bagi bangsa Indonesia, baik dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam periode jangka pendek, utang luar negeri harus diakui telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pembiayaan pembangunan ekonomi nasional Sehingga dengan terlaksananya pembangunan ekonomi tersebut, tingkat pendapatan per kapita masyarakat bertumbuh selama tiga dasawarsa sebelum terjadinya krisis ekonomi.
       Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, yang didahului oleh krisis moneter di Asia Tenggara, telah banyak merusakkan sendi-sendi perekonomian negara yang telah dibangun selama PJP I dan awal PJP II. Penyebab utama terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, juga sebagian negara-negara di ASEAN, adalah ketimpangan neraca pembayaran internasional. Defisit current account ditutup dengan surplus capital account, terutama dengan modal yang bersifat jangka pendek (portfolio invesment), yang relatif fluktuatif. Sehingga, apabila terjadi rush akan mengancam posisi cadangan devisa negara, akhirnya akan mengakibatkan terjadinya krisis nilai tukar mata uang nasional terhadap valuta asing. Hal inilah yang menyebabkan beban utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah, bertambah berat bila dihitung berdasarkan nilai mata uang rupiah.
       Semakin bertambahnya utang luar negeri pemerintah, berarti juga semakin memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Ironisnya, semasa krisis ekonomi, utang luar negeri itu harus dibayar dengan menggunakan bantuan dana dari luar negeri, yang artinya sama saja dengan utang baru, karena pada saat krisis ekonomi penerimaan rutin pemerintah, terutama dari sektor pajak, tidak dapat ditingkatkan sebanding dengan kebutuhan anggaran belanjanya.
















Sabtu, 14 Januari 2012

 MENGUASAI PELAJARAN SECARA EFEKTIF




Nih aku kasih tahu caranya untuk bisa menguasai pelajaran secara efektif :
1. Harus bisa MANAGE waktu
atur waktu yang tepat buat konsen sepenuhnya saat kamu belajar, pikiran kamu harus benar-benar tenang dan serius.
2. Tekuni pelajaran yang disukai
jangan gampang ngeluh dan mudah putus asa kalau sudah bingung.
3. Banyk latihan dan explore bakat yang masih berhubungan sama pelajaran yang disuka
selagi masih ada kesempatan buat ngembangin kemampuan kamu, Why not? Tetap semangat ya buat ngewujudin impian/cita-cita kamu.
4. Cari referensi buat nambah wawasan
jangan terpaku pada satu sumber informasi saja, cari bahan sebanyak-banyaknya supaya kamu bisa mengambil banyak ilmu.
5. Tetap ikhtiar / berusaha sekuat tenaga
walaupun semua tahap sudah kamu lakukan, baik nantinya sukses maupun tertunda, kamu harus tetap berusaha dan berdo'a, semua kita serahkan kepada ALLAH SWT.
LET'S TRY IT
good Luck
buat generasi penerus bangsa, tetap semangat ya,, tetap harus cari solusi di berbagai tekhnologi canggih yang udah disediakan untuk kalian. kita tinggal ngisi kemerdekaan doank kok dengan cara membuat bangsa ini maju dan tidak terpuruk. Banyak qok masalah yang qita hadapi masing-masing, saya pun punya masalah, jadi qita saling mengisi ia satu sama lain supaya berbagai macam masalah bisa dipecahkan dengan jalan damai.